No Title

Senin, 27 Juni 2011 19:37 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina
Bukankah manusia dianjurkan untuk saling menasehati dan mengingatkan dalam kebaikan?
Jadi apakah salah bila seonggok daging yang tercipta dari tanah ini mengingatkan kebaikan pada yang lain tetapi justru ia sendiri tidak melakukan kebaikan tersebut?
Apakah seseorang harus mengingatkan kebaikan kepada yang lain setelah perbuatan baik itu dilakukan dirinya?
Benarkah orang yang jahat tidak bisa mengingatkan tentang kebaikan pada orang yang lain?

Padahal ia sendiri hanya berusaha melakukan apa yang dianjurkan Tuhan yaitu untuk saling mengingatkan dan menasehati dalam kebenaran. Tapi, apa jadinya apabila setelah mengingatkan tentang hal baik, dia justru harus menerima perkataan buruk yang ditujukan pada dirinya. Dia justru dicap sebagai seseorang yang sok benar. Apakah dia salah? Ayolaaah, dia hanya berusaha. Hanya itu. Dia ingin membuat dirinya lebih baik melalui mengingatkan yang lain tentang kebaikan. Bukankah tidak adil baginya menerima hal tersebut?

Dia bukan ingin menjadi seseorang yang diberi julukan sok benar, tapi ia hanya berusaha. Ia tahu bahwa dirinya tidak sempurna, bahwa dirinya tidak selalu melakukan hal yang benar. Dia hanya ingin bersama-sama terus memperbaiki diri. Dia justru mengajak pada kebaikan.

Jadi adilkah bagi kalian yang justru mengacuhkan dia? Bukankah Tuhan menganjurkan untuk saling mengingatkan dan menasehati dalam kebaikan?

0 Response to "No Title"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.