Life like in The Sims

Kamis, 05 Januari 2012 08:45 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar

How about if real life is same as life in The Sims?
Maybe you can use cheat to make you have much money.
Maybe you can easily communicate with person you want.
And still many more ‘maybe….’

During holiday, I spent my time with playing The Sims game. I realize that it is a wasting time and didn’t produce anything, but at least I don’t (maybe not yet) feel bored when I played The Sims. Maybe, some of you already knew how life in The Sims game. You know The Sims, right? The Sims is a game about make a human character where you can control and play your character based on your wants. Life in the Sims is easy, of course, because it is just a game.

When you buy something you can use your money without count on other things or make such a priority scale. When you fall in love with someone you just communicate more and then you can fall in love each other. When you want to have such a skill you just increase it by doing something easily. When you want to have many achievements you just need to study hard. In The Sims game, when you want something, all you do is just focus without thinking about other problem.

In real life, the problem that we have is not as simple as in The Sims game. It is a complicated problem. So, what do I think about comparing real life with life in the Sims game. Of course it’s not comparable, right? I know it, but sometimes I just want to live easily. I just want to get what I want. Sound selfish, huh?

Then, I should stop about comparing real life with life in The Sims game. Yes, because real life is not comparable with life in The Sims game. I should remember that I have faith, I have God in this world, in this real life, and that’s what I live for. I don’t know why, but all I should do is to be grateful for this life.
Be grateful for your life!


 

The Coughing Girl

Rabu, 04 Januari 2012 22:59 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 1 komentar

Hari ini, Rabu-4 Januari 2012, sudah merupakan hari kelima bagiku ditemani oleh sakit batuk. Di akhir tahun 2011, diriku dengan kepolosannya #huwek menerima tanpa ada perlawanan untuk didatangi oleh penyakit tersebut. Awal tahun udah kena batuk aja nih. Aku tahu bahwa penyakit batuk ini bukanlah penyakit yang mematikan *tapi kalo emang takdirnya mau mati ya lewat apa aja bisa sih* Maksud aku coba bandingin tingkat keparahan penyakit batuk dan kanker. Jelas beda levelnya.

Jadi, apa sih yang penting dari penyakit batuk buat diceritain?
Hmm, gak ada kok, cuma mau share pengalaman aku waktu penyakit yang satu ini menyerang. Dan it’s up to you wants to read it or not. Kejadiannya itu waktu aku, sama Nabil dan Kiky pergi ke PIM pas liburan semester ganjil. Kami janji ketemuan di halte trans musi depan PTC jam 10. Gara-gara angkot pusrinya ngetem dulu, jadi kami telat deh. *bilang aja ngaret :p Pas kami nyampe, Kiky udah ada di halte transmusi. Setelah itu gak lama transmusinya dateng #alhamdulillah. Kami pun langsung naik ke transmusi yang beruntungnya semua penumpang masih cukup untuk duduk alias sepi.

Perjalanan pun dilalui dengan menaiki transmusi yang berjalan (?) Sampe di simpang polda, mulailah batuk-batuk itu menyerang. Pokoknya sakitnya itu gatal di tenggorokan, jadi bawaannya pengen di.batuk.in aja biar gak gatal lagi. Intinya kalo di.batuk.in jadi lebih enak. Namun sayangnya, itu gak membawa kebaikan bagi semua. Kiky sama nabil langsung komentar ‘nah, Sani ngapo?’ ‘San, butuh minum deh caknyo’ Aku yang gak bisa jawab tetep aja lanjut batuk-batuk sambil ngangguk2. Beruntung penumpang transmusi gak terlalu rame. Bisa-bisa aku nanti diocehin sama mereka, terus disuruh turun dari trasnmusi, terus mereka lapor polisi, terus aku masuk penjara gara-gara nyebarin virus atau nanti ada dokter yang nyelametin aku, atau bisa juga aku ditemenin sama pangeran buat pergi ke dokter *over thinking, maaf sinyal buat imajinasinya lagi ada di level tinggi. :p

Susah banget buat biar aku gak batuk lagi. Batuk emang bukan buat dikendaliin sih apalagi kalo keadaan tenggorokan gatal (?). Aku berjuang mati-matian biar gak batuk lagi, biar batuknya stop, berhenti. Tetep aja gak bisa. Keliatan lebay ya? Tapi emang bener, susah berentiin batuk itu, sampe-sampe aku tadi ngeluarin air mata. Dan Alhamdulillah.nya, batuknya bisa berenti sebelum nyampe di PIM.

Di PIM, aku, Nabil, Kiky: foto box, nonton Sherlock Holmes, makan, keliling2 bentar, terus pulang. Selama di PIM tadi, Alhamdulillah aku gak batuk. Batuk sih, tapi gak seprah di transmusi tadi. Gak lucu juga sih kalo lagi nonton bioskop, semuanya pada diem dan aku batuk-batuk sendirian. 

Nah, waktu pulang kan naik transmusi lagi. Sialnya batuknya kambuh lagi #istighfar, ini kayaknya kena kutukan transmusi deh atau emang ada penyakit baru namanya batuk transmusi. #krik Emang sih gak separah waktu pergi tadi, tapi di sini yang parah itu penumpangya. Padat merayap, baik yang duduk maupun berdiri. Jadi, aku usahain batuknya kecil-kecil aja *emang bisa? Sayangnya gak bisa -_- Kalo batuk mulut ditutup, justru jadi mau batuk yang lebih besar. Akhirnya aku pasrah buat diliatin orang-orang seisi transmusi itu batuk-batuk. Untungnya kiky masih ada air mineral yang dibeli di PIM tadi. *Air mineral aku udah habis di PIM tadi* Kiky nawarin aku air mineral. Rasanya kayak dapet emas atau mungkin lebih dari emas, di saat kamu gak punya apa-apa. 

Dengan tidak membuang-buang waktu lagi, air mineral kiky itu aku minum. Tenang aja kok, gak aku habisin. Aku kembaliin ke Kiky dan makasih buat kiky sehingga batuk aku mengecil dan akhirnya berenti. Semoga kiky gak ketularan ya. Amin. Aku sadar kok pas aku batuk-batuk itu banyak yang noleh liat ke arah aku. Soalnya batuk aku gak berenti sih, lanjuuuut terus. Tapi aku stay cool aja sih, pura-pura gak tau. Toh, akhirnya gak ada yang merasa terganggu kan? Dan… hey! Batuk itu manusiawi *padahal udah nyebarin virus kemana-mana.

Jadi kalo kalian kena sakit batuk dan dalam perjalanan, jangan lupa untuk selalu menyiapkan air mineral. Dan tisu juga deh sekalian, buat nutupin virus yang keluar pada saat batuk. Semoga kalian gak usah merasakan ‘indah’nya rasa batuk ini, biarlah rasa ‘indah’ batuk ini buat aku seorang *uhuk* *uhuk* *maaf batuknya kambuh lagi*

Salam,
The Coughing Girl *uhuk* *uhuk*

Diberdayakan oleh Blogger.