Cerita Seekor Kambing dan Dua Remaja yg Cantik Hatinya

Senin, 15 Oktober 2012 17:38 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar
Ada dua kakak-adik perempuan, satu namanya Puteri (usia 13 tahun, SMP), satu lagi namanya Ais (usia 16 tahun, SMA). Mereka tidak beda dengan jutaan remaja lainnya, meski tdk berlebihan, juga ikutan gelombang remaja yg menyukai budaya populer saat ini, seperti lagu2, boyband, film2, dsbgnya. Kabar baiknya, dua anak ini memiliki pemahaman yg
baik, berbeda, dan itu akan menjadi bagian penting dalam cerita ini.

Suatu hari, guru agama di sekolah Puteri menyuruh murid2nya utk membuat karangan tentang berkurban. Ini jadi muasal cerita, jika murid-murid lain hanya sibuk membaca sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, lantas menulis karangan, Puteri, entah apa pasal, memasukkan cerita hebat itu sungguh2 dalam hatinya. Tercengang. Dia bahkan bertanya pd orang tuanya, di meja makan, apakah keluarga mereka pernah berkurban. Setelah saling tatap sejenak, orang tua mereka menggeleng, tidak pernah. Ayah mereka buruh pabrik, Ibu mereka karyawan honorer, ibarat gentong air, jumlah rezeki yg masuk ke dalam gentong, dengan jumlah yg keluar, kurang lebih sama, jd mana kepikiran untuk berkorban.

Puteri memikirkan fakta itu semalaman, dia menatap kertas karangannya, bahwa keluarga mereka tidak pernah berkorban, padahal dulu, Nabi Ibrahim taat dan patuh mengorbankan anaknya. Bagaimana mungkin? Tidakkah pernah orang tua mereka terpikirkan untuk berkorban sekali saja di keluarga mereka? Puteri mengajak bicara kakaknya Ais. Dan seperti yg saya bilang sebelumnya, dua anak ini spesial, mereka memiliki pemahaman yg baik, bahkan lebih matang dibanding orang2 dewasa. Maka, mereka bersepakat, mereka akan melakukan sesuatu.

Uang jajan Puteri sehari 8.000 perak, dikurangi untuk naik angkot, bersisa 4.000 utk jajan dan keperluan lain. Uang jajan Ais, 10.000 perak, dikurangi untuk naik angkot, bersisa 6.000, juga utk jajan dan keperluan lain. Mereka bersepakat selama enam bulan ke depan hingga hari raya kurban, akan menyisihkan uang jajan mereka. Puteri memberikan 2.000, Ais memberikan 3.000 per hari.

Enam bulan berlalu, mereka berhasil mengumpulkan uang 1,1 juta rupiah. Menakjubkan. Sebenarnya dari uang jajan, mereka hanya berhasil menabung 600.000, mereka juga harus mengorbankan banyak kesenangan lain. Membeli buku bacaan misalnya, seingin apapun mereka memiliki novel2 baru, jatah bulanan utk membeli buku mereka sisihkan, mending pinjam, atau baca gratisan di page/blog, sama saja. Mereka juga memotong besar2an jatah pulsa dari orang tua, itu juga menambah tabungan. Juga uang hadiah ulang tahun dari tante/om/pakde/bude. Alhasil, enam bulan berlalu, dua minggu sebelum hari raya kurban, mereka punya uang 1,1 juta.

Aduh, ternyata, saat mereka mulai nanya2, harga kambing di tempat penjualan2 kambing itu minimal 1,3 juta. Puteri sedih sekali, uang mereka kurang 200rb. Menunduk di depan barisan kambing yg mengembik, dan Mamang penjualnya sibuk melayani orang lain. Tapi kakaknya, Ais, yg tidak kalah semangat, berbisik dia punya ide bagus, menarik tangan adiknya utk pulang. Mereka survei, cari di internet. Tidak semua harga kambing itu 1,3 juta. Di lembaga amil zakat terpercaya, dengan aliansi bersama peternakan besar, harga kambing lebih murah, persis hanya 1.099.000. Dan itu lebih praktis, tdk perlu dipotong di rumah. Dan tentu saja boleh2 saja nyari harga kambing yg lebih murah sepanjang memenuhi syarat kurban. Senang sekali Puteri dan Ais akhirnya membawa uang tabungan mereka ke counter tebar hewan kurban tsb. Uang lembaran ribuan itu menumpuk, lusuh, kusam, tapi tetap saja uang, bahkan aromanya begitu wangi jika kita bisa mencium ketulusan dua kakak-adik tsb.

Mereka berdua tdk pernah bercerita ke orang tua soal kurban itu. Mereka sepakat melupakannya, hanya tertawa setelah pulang, saling berpelukan bahagia. Dua bulan kemudian, saat laporan kurban itu dikirim lembaga amil zakat tersebut ke rumah, Ibunya yang menerima, membukanya--kedua anak mereka lagi main ke rumah tetangga, numpang menonton dvd film, Ibunya berlinang air mata, foto2, tempat berkurban, dan plang nama di leher kambing terpampang jelas, nama Ibunya.

Itu benar, dua kakak-adik itu sengaja menulis nama ibunya. Itu benar, dua kakak-adik itu ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi di atas segalanya, dua kakak-adik itu secara kongkret menunjukkan betapa cintanya mereka terhadap agama ini. Mereka bukan memberikan sisa2 utk berkorban, mereka menyisihkannya dengan niat, selama enam bulan.

Itulah kurban pertama dr keluarga mereka. Sesuatu yg terlihat mustahil, bisa diatasi oleh dua remaja yg masih belia sekali. Besok lusa, jika ada tugas mengarang lagi dari gurunya, Puteri tdk akan pernah kesulitan, karena sejak tahun itu, Ibu dan Ayah mereka meletakkan kaleng di dapur, diberi label besar2: 'Kaleng Kurban' keluarga mereka.

*Kurang 12 hari lagi hari raya kurban, semoga ada yg tergerak setelah membaca cerita ini. Jika kita menghabiskan uang 100rb lebih setiap bulan utk pulsa internetan, dll, maka tidak masuk akal kita tdk punya uang utk berkorban. Belum lagi ratusan ribu buat makan di luar, nonton, jutaan rupiah buat beli gagdet, pakaian, dll. Begitu banyak rezeki, nikmat dari Tuhan, jangan sampai seumur hidup kita tdk pernah berkurban. Beli pulsa itu setelah menabung utk kurban, bukan sebaliknya berkurban datang dari sisa2 beli pulsa.
 
-- Repost dari facebook darwis tere liye Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi diri saya dan semua yang membacanya.

Tips Memilih jurusan dalam SNMPTN

Rabu, 29 Agustus 2012 05:12 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 2 komentar
 PASSING GRADE



Ada pertanyaan yang menurut Saya adalah sesuatu yang salah kaprah diantara anak SMA yang mau masuk kuliah. Pertanyaan yang berkaitan dengan pertimbangan memilih suatu jurusan. Berikut contoh pretanyaannya
"klo jurusan ini Passing Gradenya berapa ya?"
atao
"Jurusan ini pasing Grade nya tinggi atau rendah?"
malah yang lebih parah
"Jurusan ini ama jurusan ini tinggian mana passing gradenya?"
-- "Emang ada apa dengan pertanyaan-pertanyaan tadi? Ada yang salah ya?"
Ok... kalau siapa pun anda yang merasa tidak ada yang salah dengan pertanyaan itu. Maka sudah resmi anda dinyatakan sebagai korban marketing Bimbel.
-- "Apa itu korban marketing Bimbel?"

Sebelum saya menjelaskan nya. Saya ingin mengajukan pertanyaan yang harap anda jawab. "Apakah Passing Grade itu?"
Sebelum kalian membuka google dan mengetikkan kata "passing grade" di kolom searchnya
Saya akan menjawab terlebih dahulu menurut versi saya.
Passing Grade memiliki makna yang ambigu menurut saya.

1. passing grade = batasan nilai minimum untuk masuk jurusan berdasar pada nilai ujian SNMPTN tahun yg lalu.

2. passing grade = batasan nilai minimum untuk masuk jurusan berdasar pada data statistik nilai try out bimbel
Jika anda percaya pada makna yang no 1. Maka saya ingin memberikan info bahwa nilai ujian SNMPTN tidak pernah dikeluarkan oleh panitia SNMPTN... Percayalah... Saya akan memberi anda waktu untuk melakukan search di google, untuk mencari passing grade yang dikeluaran secara resmi oleh situs SNMPTNresmi atau situs perguruan tinggi resmi.
--"Tahunya resmi bagaimana?"

lihat saja domainnya. Kalau belakangnya **.ac.id itu resmi sedangkan yang lain itu bikinan orang, atau organisasi tertentu yang tujuannya bisa bermacam dan belum valid.
Ok sudah dicari? Saya yakin tidak ada yang secara resmi dikeluarkan oleh panitiaSNMPTN

Kenapa saya begitu yakin? Karena kalau nilai hasil SNMPTN dikeluarkan secara resmi, seperti nilai ulngan SMA, maka akan banyak orang yang protes, karena pada saat mencocokkan sendiri merasa nilainya tidak seharusnya segitu. (biasanya sih karena lebih kecil dibandingkan perkiraan).
So coba cek dari mana anda mendapat info passing grade tersebut. Dari bimbel kaaann?... Coba tanya ke bimbelnya dari mana dapat nilai passing grade. Pasti merujuk ke definisi passing grade yang no 2.

Nah jika anda termasuk percaya pada definisi passing grade yang no 2 coba pertimbangkan masak-masak sebelum percaya.
apakah peserta SNMPTN bisa dibandingkan dengan Try out deari segi jumlah
apakah suasana dan keseriusan pelaksanaan Try Out setara dengan SNMPTN
apakah anda tahu betul metode statistik yang digunakan untuk menghasilkan pasiing grade dari Try Out
Jika sampai ini anda sudah mulai percaya bahwa tidak seharusnya mempercayai passing grade. Saya akan mengutip Syahrini ” Alhamdulillah ya…”
Jika anda masih membandel dan bimbang karena selama ini sudah terlajur terlalu lama memegang passing grade sebagai acuan. Dan timbul pertanyaan kenapa sampai muncul passing grade?

Begini ceritanya
Semua nya berawal dari Try Out
Bimbel melaksanakan Try Out sebagai ajang latihan bagi siswa SMA, biasanya umum juga boleh ikut, untuk mengukur kesiapan siswa SMA menghadapiSNMPTN.
Try Out merupakan cara yang efektif untuk melakukan simulasi dan mengukur apakah siswa sudah siap menghadapi SNMPTN dan mengetahui bagian mana yang masih perlu untuk ditingkatkan dalam belajarnya

Tapi hubungan secara langsung Try Out dengan kelulusan SNMPTN sebenernya tidak ada.
Gini, kalau ada siswa yang ikut Try Out 100 kali dan hasilnya selalu baik, tidak secara langsung menjamin kelulusan siswa tersebut. Benar bukan? Jadi lebih percaya diri menghadapi SNMPTN. iya.. Jadi tahu masih kurang belajarnya dibagian mana iya…

Untuk memaksimalkan manfaat Try Out, supaya bisa digunakan mengukur kira2 apakah kemampuan siswa sudah mencukupi memasuki jurusan yang diinginkan. Dibuatlah passing grade. Yaitu perkiraan nilai Try Out minimal yang dibutuhkan untuk seolah-olah bisa lulus masuk ke jurusan yang diinginkan.
Cara memperkirakan menentukan nilai minimal try out untuk bisa lulus ke suatu jurusan adalah rahasia dari Bimbel.

Namun menurut prediksi saya, Bimbel mengolah data nilai hasil try out tahun sebelumnya. Yaitu data nilai try out dari siswa bimbelnya yang lulus ke suatu jurusan univ tertentu, misal STEI ITB. Nilai2 try out mereka dilihat sebarannya, dan standar rata2 atau pencilan yang akan dipakai. Dari situ keluarlah data yang kemudian diasumsikan sebagai nilai minimal untuk memasuki suatu jurusan pada tahun lalu. Disebut passing grade
Kalau nanti kalian sudah belajar mengenai statistik di kuliah pasti mengerti. :)

Jadi nilai passing grade ini sangtlah subjektif. Tapi sangat berguna untuk mengukur apakah kira2 kemampuan siswa sudah mencukupi.
Sampai di sini saya masih menganggap passing grade adalah sesuatu yang positif.
Seiring berjalannya waktu, passing grade dijadikan acuan untuk menentukan memilih jurusan. Ini bagian yang saya tidak setuju. Apalagi ada beberapa bimbel yang mengutamakan siswanya lulus SNMPTN tanpa menghiraukan siswa tersebut cocok di jurusan itu atau tidak. Meluluskan siswa di SNMPTN menjadi suatu hal yang sangat penting bagi bimbel, tapi bukan berarti tidak memperdulikan bagaimana minat siswa tersebut
contoh:
– Siswa: “Saya bingung nih mau masuk jurusan A atau jurusan B”
– Oknum: “lihat saja passing gradenya, pilih saja yang kecil”
pembicaraan di atas analoginya seperti ini
– Siswa: “Saya bingung nih mau pergi ke Surabaya atau ke Bandung”
– Oknum: “Pilih saja yang tiketnya murah”
lho sebenarnya ini tujuannya perginya ngapain dulu nih?
Tapi ga semua Bimbel begini koq.

Menurut saya, seharusnya siswa yang masih bingung memilih jurusan, dibantu untuk cari tahu minatnya paling sesuai dengan jurusan apa. Bukan disodori cara paling mudah untuk melanjutkan kuliah tanpa menghiraukan konsekuensi salah jurusan.
Oh salah jurusan ini hal yang sangat menyeramkan. Bayangkan anda lolos SNMPTN namun setelah berada di jurusan tersebut, ternyata itu bukan minat anda. Bisa jadi anda tidak akan pernah menyelesaikan kuliah tersebut alias DO. Banyak kasus DO ITB karena alasan semacam ini.
–”Saya belum tahu minat saya, bagaimana dong?”
Tenang, jangan panik. begini tips dari saya untuk mengetahui minat anda di jurusan apa.
Cari informasi mengenai semua jurusan sedetilnya. Mulai dari mempelajari apa, mata kuliahnya apa saja, praktikumnya seperti apa, lulusannya bekerja di mana, kerjanya seperti apa dan ngapain aja.
cari informasi ini bisa dilakukan dengan browsing di situs resmi universitas/jurusan, tapi yang paling efektif bertanya langsung dengan alumni yang pernah kuliah di jurusan tersebut.
kalau sudah mendapatkan semua informasi, pasti ada jurusan yang menurut anda keren, gua banget.
kalau belum berarti informasinya belum banyak :) mari bersemangat untuk mencari informasi lagi dan lagi.

Nah jika sudah tahu jurusannya apa. Barulah lihat seberapa besar tingkat kompetensi atau peluang untuk masuk ke jurusan tersebut. Dan tingkat kompetensi yang paling valid adalah dilihat dari tingkat kesulitan relatif yang dikeluarkan oleh universitas.
Passing grade, di sini boleh dijadikan referensi namun bukan yang utama.
Jadi menurut saya passing grade sebaiknya dilihat setelah anda tahu jurusan apa yang akan anda pilih. Dan digunakan untuk mengukur kemampuan anda apakah sudah cukup atau tidak.


Sumber artikel dari this blog :)

Happy Independence Day Indonesia!

Jumat, 17 Agustus 2012 06:07 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar

Dirgahayu Indonesia ke 67! :D
Getting older getting better.
Semoga jadi negara maju yang jujur, berakhlak dan berkarakter!

"Do not ask what your country can do for you, But ask what you can do for your country!"

I am Indonesia and proud to be! I love Indonesia! :

Hey, it's August 16th !

Kamis, 16 Agustus 2012 19:55 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar
I don't know what sentence should I write for the opening. So, just let me tell you about today.

Today is August 16th 2012.
It means that I'm getting older, Oh My God! ._.

Oh, really?! I am 17 years old now, guys!!!
Actually, there's no need to worry but I don't know, will I ready to be 17 years old?


Am I grateful? Yes, of course.
It means that God still give me time to live in this world :) To make me become a better person. To make me be useful for others. Amiin.

In this year, I celebrated my birthday on Ramadhan month, exactly on the Ramadhan 26th (or 27th). I hope I can become closer to Allah Swt. I was fasting, so I couldn't eat anything until break fasting. I was so happy for them who wish me a Happy Birthday :D Thank you so much! I wish you all the best, too ;) *And thank you to my sister who make this post for me :D

I spent my time at home, but when break fasting, me and my family go to restaurant. In my family, if one of the member was having birthday, we will come to a restaurant :) So, it's kinda like tradition, I think.

Okay, that's all about this posting. I am really happy to be 17 years old girl. I hope I can do my best to get the best! :D

Be Patient!

Rabu, 15 Agustus 2012 21:51 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar

“Orang sabar disayang Allah”

“Yang sabar ya, ini cobaan dari Allah”

Di dalam kehidupan, mungkin kita pernah mendengar kata-kata di atas. Saat kita ditimpa musibah, saat kita merasa disakiti oleh orang lain, saat kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Di saat itulah kita harus bersabar.

Berpegang pada keyakinan bahwa segala kejadian itu ada hikmah yang bisa diambil, tentu kita harus bisa membuka mata, hati dan pikiran kita. Kita harus bisa melihat hikmah dari semua sisi, baik itu sisi negatif maupun sisi positif. Kemudian kita harus bersabar, tidak menyerah, dan terus berusaha. Whatever happening to you, life still keep going.
 
Namun, terkadang kita merasa sudah terlalu sering bersabar. Kita lelah untuk bersabar. Kita lelah menunggu tanpa tahu apa yang kita tunggu. Kita berpikir bahwa tidak ada yang didapatkan dari bersabar. Hingga kita berpikir bahwa Allah tidak memberikan kita apapun, padahal kita telah banyak bersabar.

Bila kita pernah berpikiran seperti itu, satu hal yang tetap harus kita pegang teguh yaitu percaya. Kita harus tetap percaya pada Allah Swt. Kita harus percaya pada keyakinan awal kita bahwa semua kejadian itu ada hikmah yang bisa diambil. Allah Swt. berfirman dalam Surat Hud (11) ayat 115 berikut ini.

115. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. 

Tetap bersabarlah, teman! Tetap percaya! Karena sebenarnya perjuanganmu tidak sia-sia, kesabaranmu tidak sia-sia :) Dan tentunya kesabaranmu harus disertai perjuangan tanpa kenal lelah!


Diberdayakan oleh Blogger.