Tampilkan postingan dengan label story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label story. Tampilkan semua postingan

The Coughing Girl

Rabu, 04 Januari 2012 22:59 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 1 komentar

Hari ini, Rabu-4 Januari 2012, sudah merupakan hari kelima bagiku ditemani oleh sakit batuk. Di akhir tahun 2011, diriku dengan kepolosannya #huwek menerima tanpa ada perlawanan untuk didatangi oleh penyakit tersebut. Awal tahun udah kena batuk aja nih. Aku tahu bahwa penyakit batuk ini bukanlah penyakit yang mematikan *tapi kalo emang takdirnya mau mati ya lewat apa aja bisa sih* Maksud aku coba bandingin tingkat keparahan penyakit batuk dan kanker. Jelas beda levelnya.

Jadi, apa sih yang penting dari penyakit batuk buat diceritain?
Hmm, gak ada kok, cuma mau share pengalaman aku waktu penyakit yang satu ini menyerang. Dan it’s up to you wants to read it or not. Kejadiannya itu waktu aku, sama Nabil dan Kiky pergi ke PIM pas liburan semester ganjil. Kami janji ketemuan di halte trans musi depan PTC jam 10. Gara-gara angkot pusrinya ngetem dulu, jadi kami telat deh. *bilang aja ngaret :p Pas kami nyampe, Kiky udah ada di halte transmusi. Setelah itu gak lama transmusinya dateng #alhamdulillah. Kami pun langsung naik ke transmusi yang beruntungnya semua penumpang masih cukup untuk duduk alias sepi.

Perjalanan pun dilalui dengan menaiki transmusi yang berjalan (?) Sampe di simpang polda, mulailah batuk-batuk itu menyerang. Pokoknya sakitnya itu gatal di tenggorokan, jadi bawaannya pengen di.batuk.in aja biar gak gatal lagi. Intinya kalo di.batuk.in jadi lebih enak. Namun sayangnya, itu gak membawa kebaikan bagi semua. Kiky sama nabil langsung komentar ‘nah, Sani ngapo?’ ‘San, butuh minum deh caknyo’ Aku yang gak bisa jawab tetep aja lanjut batuk-batuk sambil ngangguk2. Beruntung penumpang transmusi gak terlalu rame. Bisa-bisa aku nanti diocehin sama mereka, terus disuruh turun dari trasnmusi, terus mereka lapor polisi, terus aku masuk penjara gara-gara nyebarin virus atau nanti ada dokter yang nyelametin aku, atau bisa juga aku ditemenin sama pangeran buat pergi ke dokter *over thinking, maaf sinyal buat imajinasinya lagi ada di level tinggi. :p

Susah banget buat biar aku gak batuk lagi. Batuk emang bukan buat dikendaliin sih apalagi kalo keadaan tenggorokan gatal (?). Aku berjuang mati-matian biar gak batuk lagi, biar batuknya stop, berhenti. Tetep aja gak bisa. Keliatan lebay ya? Tapi emang bener, susah berentiin batuk itu, sampe-sampe aku tadi ngeluarin air mata. Dan Alhamdulillah.nya, batuknya bisa berenti sebelum nyampe di PIM.

Di PIM, aku, Nabil, Kiky: foto box, nonton Sherlock Holmes, makan, keliling2 bentar, terus pulang. Selama di PIM tadi, Alhamdulillah aku gak batuk. Batuk sih, tapi gak seprah di transmusi tadi. Gak lucu juga sih kalo lagi nonton bioskop, semuanya pada diem dan aku batuk-batuk sendirian. 

Nah, waktu pulang kan naik transmusi lagi. Sialnya batuknya kambuh lagi #istighfar, ini kayaknya kena kutukan transmusi deh atau emang ada penyakit baru namanya batuk transmusi. #krik Emang sih gak separah waktu pergi tadi, tapi di sini yang parah itu penumpangya. Padat merayap, baik yang duduk maupun berdiri. Jadi, aku usahain batuknya kecil-kecil aja *emang bisa? Sayangnya gak bisa -_- Kalo batuk mulut ditutup, justru jadi mau batuk yang lebih besar. Akhirnya aku pasrah buat diliatin orang-orang seisi transmusi itu batuk-batuk. Untungnya kiky masih ada air mineral yang dibeli di PIM tadi. *Air mineral aku udah habis di PIM tadi* Kiky nawarin aku air mineral. Rasanya kayak dapet emas atau mungkin lebih dari emas, di saat kamu gak punya apa-apa. 

Dengan tidak membuang-buang waktu lagi, air mineral kiky itu aku minum. Tenang aja kok, gak aku habisin. Aku kembaliin ke Kiky dan makasih buat kiky sehingga batuk aku mengecil dan akhirnya berenti. Semoga kiky gak ketularan ya. Amin. Aku sadar kok pas aku batuk-batuk itu banyak yang noleh liat ke arah aku. Soalnya batuk aku gak berenti sih, lanjuuuut terus. Tapi aku stay cool aja sih, pura-pura gak tau. Toh, akhirnya gak ada yang merasa terganggu kan? Dan… hey! Batuk itu manusiawi *padahal udah nyebarin virus kemana-mana.

Jadi kalo kalian kena sakit batuk dan dalam perjalanan, jangan lupa untuk selalu menyiapkan air mineral. Dan tisu juga deh sekalian, buat nutupin virus yang keluar pada saat batuk. Semoga kalian gak usah merasakan ‘indah’nya rasa batuk ini, biarlah rasa ‘indah’ batuk ini buat aku seorang *uhuk* *uhuk* *maaf batuknya kambuh lagi*

Salam,
The Coughing Girl *uhuk* *uhuk*

Random post on Monday

Senin, 19 September 2011 19:59 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar
Hey, this is just random post.

Today is Monday, September 19th. Happy birthday for anyone who have birthday and happy anniv for every couple who have anniv today :)

Okay, actually I just don't know what should I talk about here. So I just want to tell about random things.
Today, my school doesn't have ceremony like usual, it's only short ceremony (apel). Because today is OSIS inauguration. So, after the apel finish, the activity continue with that inauguration. The inauguration doing well. But there is one who don't walk well, I think. The girl students who stands in front of TIK room and also some girl student who stands in choir line is asked to go to in front of the yard, because the noise that they make. and I am one of them! Haha I think, I'm not talking too much, although I know I talked with others but still, I can't receive it! After all students go from the ceremony, the students who asked to stand in front of the yard is asked to move in the middle of the yard. Do honor with flag in the middle of hot day! But, actually it was funny punishment. I can't hold my laughing. And the punishment finish. We go back to each class. And in my opinion that punishment is not punishment at all.

Okay, I think that's all. That's only some story from today.
Keep writing although you don't need something to write!
Byee~

Belum ditambah PPN -__-

Jumat, 02 September 2011 11:06 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar
Kemaren gue sama keluarga gue pergi ke PIM.
Kalo gak salah waktu itu pukul 12. Setibanya di PIM, kami langsung ke 21 buat ngecek ada film apa aja. Kalo gak salah, film di setiap studio itu beda-beda, jadi ada 6 film. Gue, adek gue sama kakak gue milih nonton Kungfu Panda 2 (3D) yang mulainya jam 13.50. Terus, orang tua gue milih di bawah lindungan (atau naungan ya?) kakbah yag mulainya jam 14.30. Karena masih satu jam lebih, kami turun ke bawah buat solat dan makan.

Kami makan di sebuah tempat makan (namanya dirahasiakan). Nah, disini ceritanya yang belum ditambah sama PPN itu.
Gue kan ngantri mau beli sundae terus ada anak-anak di samping gue. Megang uang lima ribu. Dia megang uang itu sambil ngomong "mbak, mesen monas.nya satu" Monas itu nama es krim cone yang harganya sekitar 4.500 lebih dikit gitu. Terus ada temen anak itu, nyusun uang dua ribuan sama ribuan. Berhubung gue lagi nungguin mbak-mbak itu nyiapin sundae, jadi gue ngeliatin anak itu deh. *gue gak kepo kok, cuma gue punya mata jadi otomatis bisa ngeliat deh* Gue itung anak itu megang uang empat ribu terus ditambahinnya sama uang receh lima ratusan *mau gimana lagi anak itu frontal banget nyusun uangnya* Jadi, kalo gue gak salah, jumlah duit di tangan anak itu 4.500.

Nah di sini gue cemas. Gimana kalo anak itu mau mesen monas juga. Harga yang tertera itu emang 4.545 (gak tau bener apa salah, pokoknya harga monas empat ribu lima ratus lebih dikit). Tapi itu kan harganya belum ditambah sama PPN. Kalo ditambah sama PPN, harganya jadi 5.000. Aduh gimana nih, kasihan anak itu nanti kalo dia gak jadi beli monas cuma gara-gara kurang PPN. Gak lucu bangeet -__- Hati gue kasihan, jadi otak gue mikir apa gue tambahin aja duit tuh anak pas anak itu nanti bayar ya *eaaa, sok baiik, sok peduli* haha, gue emang orangnya peduli lingkungan kok :p Atau gue bilang sama tuh anak kalo harga yang tertera disitu belum ditambah sama PPN, biar dia bisa nambahin uangnya, atau biar dia gak jadi beli biar gak malu gitu. Tapi, kasihan juga tuh anak gak jadi beli nanti -_- Oke, kayaknya gue mau nambahin uang tuh anak aja deh. #eaaa haha

Akhirnya sundae gue udah siap. Gue ambil, bayar, terus nungguin kembaliannya bentar. Nah, gue mau ngeliatin plus nungguin dua anak yang mau beli monas tadi. Satu anak tadi kan uangnya 5000, jadi dia bisa beli. Nah, gimana kabarnya anak yang uangnya 4.500 tadi? Gue mau bantuin ah :p hehe
Eh, tau gak ternyata yang terjadi apa?
Dua anak itu tiba-tiba berbalik arah, keluar dari antrian, dan keluar dari tempat makan itu. Mereka kayaknya gak jadi beli deh.
Lha, gue jadi bengong aja tuh ngeliatnya. Padahal gue udah ada niat baik mau nolongin. Tapi ya udah deh. Yang mau ditolongin aja udah gak ada lagi. Haha
Gara-gara PPN kan ini.

Hmm, gue bisa ambil pesan dari pengalaman ini. Seharusnya harga yang tertera itu baiknya udah ditambahin PPN, jadi kan kalo ada yang mau beli dan uangnya pas-pasan, gak malu kalo ternyata uangnya kurang. Atau juga buat tulisan besar-besar BELUM DITAMBAH PPN.

Cari Aku Sekarang

Kamis, 25 Agustus 2011 10:28 Diposting oleh Sania Rifa Zaharadina 0 komentar
Hari ini aku benar-benar kesal. Apa maksudnya mengirim sms seperti itu. Aku sudah berniat, hari ini aku akan menemuinya langsung, face to face, empat mata. Aku harus berbicara dengannya. Di saat aku baru saja ingin tidur, handphoneku berbunyi dan isinya benar-benar mengesalkan. Membingungkan dan juga sangat singkat. Hanya tiga kata.

Hingga istirahat, aku tidak melihat dirinya. Mungkin dia memang sengaja menjauhiku. Tetapi tunggu saja pulang sekolah nanti aku akan menunggunya di depan ruang kelasya. Waktu benar-benar terasa amat lama. Satu detik seperti 1 menit. Satu menit seperti 1 jam. Aku tidak konsentrasi mengikuti pelajaran.

Akhirnya, waktu yang kutunggu-tunggu tiba. Bel sekolah berbunyi. Aku segera menyerobot keluar kelas tanpa menyalami guru. Ada hal yang lebih penting, pikirku. Aku segera berlari ke ruang kelasnya. Syukurlah, ruang kelasnya masih hening, sedang berdoa. Setelah sang ketua kelas berkata 'selesai' mereka memberi salam dan menyalami guru. Aku memperhatikan satu persatu murid yang keluar dari kelas tersebut. Hingga batang hidungya kelihatan, aku segera menggenggam tangannya, menariknya, hingga dia tak mampu mengeluarkan pertanyaan padaku.

Aku menariknya ke samping gedung sekolah. Menyemburnya habis-habisan dengan segala macam amarah dan pertanyaan. Dia hanya berdiri, terdiam. Raut mukanya datar, tanpa ekspresi. Aku semakin kesal. Dan yang membuatku lebih emosi lagi, saat aku diam, dengan muka innocentnya, dia bertanya. Sudahkah kau selesai berkata-kata? Ada les yang harus aku ikuti. Tanganku rasanya ingin segera mendarat di pipinya. Untung saja aku masih punya kesabaran.

Bukankah pesanku sudah mencakup segalanya?
Itu yang terbaik, bagiku, bagi kita berdua. Kau bisa membaca, bukan? Aku sudah jelas mengetiknya.
Baiklah, sekarang izinkan aku pergi. Aku harus mengikuti les. Aku harap, engkau mengerti.

Hah? Apa yang baru saja dia bicarakan. Dia bicara seperti tanpa beban. Menganggap sms itu sudah mewakili segalanya. Aku bahkan tidak mengerti apa maksudnya. Aku terdiam. Kulihat badannya yang telah sampai di gerbang sekolah. Tidak sedikit pun menoleh lagi kepadaku. Aku merogoh sakuku, mengambil handphoneku. Membuka inbox. Membaca sekali lagi pesan darinya.

Dia benar. Pesan itu sudah mencakup segalanya. Aku tersenyum menyadari betapa bodohnya diriku yang baru menyadarinya. Aku senang. Dan kalian ingin tahu isi sms itu? Cari aku sekarang.

Diberdayakan oleh Blogger.